KENCUR (Kaempferia galanga L)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Spesies : Kaempferia galanga L.
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand).
Kencur (nama bahasa Jawa dan bahasa Indonesia) dikenal di berbagai tempat dengan nama yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda); ceuko (bahasa Aceh); kaciwer (bahasa Karo); kencor (Madura); cekuh (bahasa Bali); kencur, sukung (bahasa Melayu Manado); asauli, sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa di Maluku); serta cekir (Sumba).
Kaempferia galanga kemungkinan berasal dari India, di mana ia tersebar luas. Tanaman ini dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, Cina selatan, Nusantara hingga Maluku; dan kemungkinan pula diintroduksi ke Australia utara
Susunan Tubuh Kencur
Kencur termasuk kedalam terna kecil yang siklus hidup nya semusim atau beberapa musim,susunan tubuh kencur terdiri atas;
v Akar rimpang
- Merupakan akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi akar yang disebut rimpang.
- Rimpang kencur sebagian lagi terletak diatas tanah,bentuk rimpang umumnya bulat bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya berwarna coklat kekuningan dan berbau harum
v Batang dan daun
- Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek,terbentuk dari pelepah- pelepah daun yang saling menutupi.
- Daun-daun kencur tumbuh tunggal,melebar dan mendatar hampir rata dengan permukaan tanah.Jumlah daun bervariasi antara 8-10 helai dan tumbuh secara berlawanan satu sama lain.Bentuk daun elip melebar sampai bundar,ukuran panjang daun 7-12 cm dan lebar daun 3-6 cm serta berdaging agak tebal.
v Bunga dan buah
- Bunga kencur keluar dalam bentuk tersusun setengah duduk dari ujung tanaman disela-sela daun.Warna bunga putih,ungu hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12 kuntum bunga,merupakan bunga majemuk.
- Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dan bakal buah yang terletak tenggelam,tetapi sulit sekali menghasilkan biji.
Zat Kimia Yang Terkandung
Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri.Zat-zat kimia yang telah banyak diteliti adalah pada rimpangnya,yakni minyak atsiri,cinnamal,aldehide,etil ester dan pentadekan,dalam literatur lain disebutkan bahwa rimpang kencur mengandung sineol,para eumarin,asam anisic,gom,pati dan mineral.Kandungan kimia tersebut sangat berguna bagi obat-obatan terutama obat batuk,sakit perut,dan pengeluaran keringat.
Jenis-Jenis Kencur
Berdasarkan tipe daunnya,kencur dibagi dua;
1) Kencur berdaun lebar
Yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya yang lebar-lebar dan besar hampir bundar dan tangkai daun relatif snagat pendek.Jenis kencur inilah yang saat ini apling banyak ditanam petani.Beberapa kultivar(klon) kencur berdaun lebar adalah Boyolali,Boro,Kalipare,Arjosari,Kopral dan Bogor.
2) Kencur berdaun sempit
Yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya memanjang dan rimpang-menyempit dan tangkai daun relatif lebih panjang daripada jenis kencur berdaun lebar.
Budidaya Tanaman Kencur
Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan setengah ternaungi.
1. Syarat Tumbuh Tanaman kencur
Untuk pertumbuhan yang optimal kencur memerlukan tanah dengan agroklimat yang sesuai, yang meliputi jenis tanah, tingkat kesuburan tanah, jumlah curah hujan dan hari hujan, suhu udara harian.
2. Pembibitan
2. Pembibitan
Kencur diperbanyak dengan menggunakan rimpang. Tingginya kontaminasi bakteri layu (penyakit tular benih) di dalam rimpang untuk benih, maka seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), terutama layu bakteri (Ralstonia solanacearum).
Penyediaan Bahan Tanaman
Rimpang kencur yang dijadikan benih adalah
− Berasal dari pertanaman sehat di lahan yang bebas patogen
− Umur panen rimpang 10 bulan
− Kulit rimpang mengkilat (bernas), tekstur daging agak keras
− Bebas hama dan penyakit dan tidak cacat
Pesemaian
Rimpang hasil panen, mengalami masa dorman antara 2-3 bulan. Apabila rimpang benih sudah disimpan sekitar 3 bulan dan nampak rimpang sudah mulai bertunas, maka benih bisa langsung ditanam. Tetapi jika digunakan rimpang yang baru dipanen, pemecahan dormansi dilakukan dengan cara menjemur rimpang selama + 3 hari dari pukul 7.00 – 11.00.
Tahapan-tahapan pesemaian sebagai berikut:
− Pemilihan lokasi pesemaian, di tempat yang teduh
− Dapat digunakan rak bambu untuk pesemaian
− Penjemuran rimpang
− Pendederan benih, dialas dan ditutup jerami (3-5 lapis)
− Pemeliharaan pesemaian, disiram setiap hari
− Seleksi benih
3.Pengelolaan Media Tanam
Faktor penting dalam pengelolaan tanaman semusim adalah input teknologi yang relatif tinggi, terutama pupuk. Pemupukan memegang peranan penting untuk meningkatkan hasil rimpang, yaitu pupuk organik untuk memperbaiki tekstur dan aerasi tanah, dan pupuk anorganik, terutama N, P dan K.
Selain pupuk, faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kencur adalah:
- Pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm
- Jarak tanam 15 x 15 cm/15 x 20 cm (monokultur) ; 20 x 20 cm (polikultur)
- Kedalaman tanam: 5-7 cm, tunas menghadap ke atas
- Penyiangan gulma
- Pembumbunan
Selain pupuk, faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kencur adalah:
- Pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm
- Jarak tanam 15 x 15 cm/15 x 20 cm (monokultur) ; 20 x 20 cm (polikultur)
- Kedalaman tanam: 5-7 cm, tunas menghadap ke atas
- Penyiangan gulma
- Pembumbunan
4. Penanaman
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3–6 bulan dengan cara ditumpangsarikan atau disisipkan tanaman semusim (tanaman pendek) seperti padi gogo, kacang-kacangan, daun bawang, buncis, ketimun, dll. Polatanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija (tanaman tinggi) jagung, ketela pohon, dengan jarak tanam antar baris 1,5 – 2 m, agar tingkat naungannya + 30%. Polatanam kencur yang paling menguntungkan darisegi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah. Selain itu, kencur juga dapat dijadikan tanaman lantai diantara tegakan pohon kelapa atau tanaman kehutanan seperti sengon, jati dll, dengan tingkat naungan + 30%.
5. Pemeliharaan
Organisme pengganggu tanaman (OPT) utama yang menyerang pertanaman kencur, dan menyebabkan kerugian besar adalah penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Gejala serangan penyakit layu pada tanaman kencur di lapangan adalah daun menguning, kemudian menggulung. Sedangkan pada rimpang ditandai dengan gejala keriput dan bau busuk yang menyengat.
Selain penyakit layu, patogen lain yang menyerang pertanaman kencur adalah bercak daun, yang disebabkan oleh Phyllosticta sp. Sedangkan hama kutu perisai (Aspidiella hartii) dapat menyerang rimpang baik di pertanaman maupun di penyimpanan yang ditandai dengan bintik-bintik putih pada permukaan rimpang yang menurunkan kualitas rimpang, serta lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons, Eumerus figurans), dan nematoda..
Selain penyakit layu, patogen lain yang menyerang pertanaman kencur adalah bercak daun, yang disebabkan oleh Phyllosticta sp. Sedangkan hama kutu perisai (Aspidiella hartii) dapat menyerang rimpang baik di pertanaman maupun di penyimpanan yang ditandai dengan bintik-bintik putih pada permukaan rimpang yang menurunkan kualitas rimpang, serta lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons, Eumerus figurans), dan nematoda..
6. Pasca panen
Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga jual hasil produksi, serta tingginya fluktuasi harga. Meskipun peluang pasar cukup luas, tetapi akses petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat), sangat terbatas. Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain sangat dianjurkan
Kegunanan Kencur
Berdasarkan dengan kandungan minyak atsiri serta beberapa unsur kimia yang lain,kencur dapat dimanfaatkan dalam industri,antara lain;
v Industri minuman ; beras kencur,kencur instan
v Industri obat tradisional atau jamu
v Industri bumbu dapur
Penyakit Yang Dapat Diobati Dengan kencur
Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, batuk,Menghilangkan darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah
Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, batuk,Menghilangkan darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah
Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai bagian resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan daun kencur.
Simplisia kencur
Definisi
Bahan alamiah kering berupa rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L) yang digunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahan apapun.
Organoleptik
Bau khas aromatic kencur dan rasa pedas,hangat,agak pahit,akhirnya menimbulkan rasa tebal khas kencur.
Irisan/makroskopis
Irisan melintang dengan penampakan makroskopis kepingan,pipih,bentuk hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan,tebal keping 1 mm sampai 4 mm,panjang 1-5 cm,lebar 0,5-3 cm,bagian tepi berombak dan berkriput,warna coklat sampai coklat kemerahan,bagian tengah berwarna putih sampai putih kecoklatan,bagian korteks sempit,lebar lebih kurang 2 mm,warna putih,berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintik-bintik berwarna kelabu atau keunguan.silinder pusat lebar,banyak tersebar berkas pembuluh seperti pada korteks.Bekas patahan rata,berdebu,berwarna putih.
Mikroskopis
Gambar penampang melintang rimpang kencur pada mikroskop
Keterangan
1 periderm
2 idioblas minyak
3 parenkim korteks
4 berkas pembuluh di korteks
5 butir pati
6 endodermis
7 berkas pembuluh di silinder pusat
8 parenkim
Periderm terdiri dari 5-7 lapis sel,sel berbentuk segi panjang dan berdinding tipis.jaringan parenkim korteks terdapat dibawah periderm,sel parenkim isodiametrik,berdinding tipis,berisi butir-butir pati,sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris tengah 50-100 mikrometer.Dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna sampai warna putih semu kekuningan.Bentuk pati umumnya tunggal,besar,bentuk bukat,bulat telur,atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu ujungnya mempunyai puting,lamella dan hillus yang tidak jelas,panjang butiran pati 10-40 mikrometer,lebar 6-25 mikrometer.Berkas pembuluh tersebar dalam korteks dan silinder pusat,pembuluh kayu terdiri dari pembuluh spiral,pembuluh tangga dan pembuluh jala tidak berlignin.Endodermis mempunyai dinding radial yang agak menebal, tidak berisi butir pati .silinder pusat lebar,parenkimatik,berisi butr pati dan idioblas minyak seperti pada korteks,berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun teratur dalam satu lingkaran dan berdekatan satu sama lain.
Proses Pembuatan Simplisia
Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, penirisan atau pengeringan, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan penyimpanan. Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur. Sehingga perlu merencanakan alat perajang yang tepat untuk menghasilkan simplisia kencur dengan kualitas tinggi.
1. Pengumpulan Bahan Baku
Rimpang kencur yang telah dipanen,dikumpulkan untuk dijadikan bahan baku simplisaia.
2. Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
3. Perajangan
Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
4. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 – 5 hari, pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC – 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.
5. Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
6. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.
7. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar